Pages

Monday, April 3, 2017

Repot

Wanita itu repot.

Dia ingin ada seseorang yang memperjuangkannya. Namun saat diberi pria yang  memang memperjuangkannya, wanita itu berpaling merendah dengan bilang, "Kenapa kau begitu tinggi ego, menginginkanku dengan begitu buasnya?"

Manusia memang penuh dosa.

Sunday, April 2, 2017

Hai Tulang Rusuk: Jangan Terburu, Kamu Terlihat Lemah

Apakah kalian, wanita, memang menjadikan pernikahan dan merawat suami-anak sebagai lifegoal? Dimana semua curahan pikiran dan persiapan, seakan tercipta hanya untuk mendapatkan gelar sebagai istri orang?

Fenomena ini sudah biasa di Indonesia. Lingkungan dengan seenaknya menetapkan umur tabu bagi seorang perempuan untuk berdiri sendiri. Mendikte dan mencerca, mengatakan bahwa aib bila tak mampu berada di sisi pria dalam pernikahan. Jangan, jangan tenggelam dalam kedangkalan itu. Wanita memiliki potensi yang besar jika mau diasah, bahkan melebihi pria.

Jangan gunakan alasan kita adalah tulang rusuk, bukan tulang punggung. Kita tidak sekuat tulang punggung, hanya rusuk yang rapuh dan pelengkap. Jangan, jangan berpikir sedemikian rupa. Coba perhatikan lagi apa tugas tulang rusuk sesungguhnya; melindungi bagian yang penting dari tubuh. Bagaimana jadinya jika manusia yang tegap berdiri dengan tulang punggung yang membanggakan, terjatuh begitu saja tanpa ada tulang rusuk? Tentu akan menghasilkan kefatalan yang luar biasa. Jantung bergejolak, paru-paru tertindih, dan tinggallah sudah nama kita. Begitupula dengan wanita. Kita ini terlihat sepele, namun sesungguhnya memegang peranan penting dalam hidup. Dan akhirnya, kembali pula, sudikah hai para tulang rusuk, menopang tulang punggung yang sendirian disana?

Ada sebuah cerita lucu, dimana seorang wanita yang baru lulus dari perkuliahan, mendesak kekasihnya untuk menikahi dirinya. Ini klasik, dan kita semua tahu ini mindset dasar manusia rata-rata Indonesia. Yang spesifik, ini terjadi dengan kerabat saya. Jadi sedikit banyak keluarga saya ikut campur disini. Wanita ini mengatakan bahwa tidak perlu kerabat saya (pihak pria) bekerja atau mapan dulu, tidak penting. Yang penting menikah, menikah, menikah. Keluarga saya menjadi mediator pernikahan, dan hanya bisa geleng-geleng dengan semangat menggebu dari pihak wanita. Dia mengirimi kami berbagai macam hadiah dan sembako, sebagai pelicin tujuannya. Mulia, tapi gegabah. Yasudah, tidak ada yang bisa kami perbuat. Kami hanya mediator, sekali lagi.

Kebetulan, sore itu saya berada di kota kampung halaman saya, bersiap-siap hendak berangkat kembali ke Jogja, tempat saya studi S2 selama dua tahun terakhir. Tidak disangka, si wanita calon mempelai itu bertandang kerumah. Ini pertama kalinya saya bertemu dia langsung. Selama ini saya hanya tahu dari cerita ibu saja. Kami berpapasan, berkenalan, dan seperti biasa, orang tua saya membangga-banggakan saya yang kerdil ini di hadapan si wanita dan keluarga. Ada tatapan tidak enak dan juga gesture yang menyebalkan dari keluarga itu. Mulai mencuat pertanyaan klasik seperti, "Kuliah S2 tujuannya apa?" dan juga "Tidak eman umur?"

Tertawa lepas dan bersemangat, saya menjelaskan bahwa ilmu & pengalaman saya, apalagi setelah diluar kota dan jauh dari orang tua semakin tajam. Ada banyak kesempatan dan mimpi yang saya raih di Jogja, tanpa bantuan penuh dari orang tua. Saya bahagia, tidak menyesal, dan penuh semangat. Kuliah itu menyenangkan, hidup saya juga lebih mandiri. Tidak mau kalah, orang tua saya juga semakin memsupport pernyataan saya dengan hal-hal positif, membuat tamu istimewa sekeluarga itu menjadi ciut. Terutama wajah si calon mempelai wanita. Ia tidak lagi terlihat bersemangat dan bahagia. Tidak lama, saya pamit untuk berangkat kembali ke Jogja, meninggalkan ruang tamu yang menjadi hening.

Jadi, hai para tulang rusuk... mau kemana kah kau melangkah setelah ini?

Tuesday, November 29, 2016

Ramen Porsi Besar Jogja: Nagoya!


Budaya pop Jepang dewasa ini tidak kalah heboh dengan tetangganya, Korea Selatan. Banyak produk negara ini yang tumbuh dan berkembang diseluruh penjuru kota  Indonesia; mulai dari butik, mainan, dan yang paling populer tentu adalah kuliner. Sayangnya, tidak semua kulineran ini bisa mewakili rasa sesungguhnya dari Jepang itu sendiri.

Sebagai pemerhati budaya pop Jepang sedari remaja, penulis tentu sudah memahami banyak jenis makanan maupun bahan dari makanan yang diusung oleh negara maju di Asia ini. Tentu, penulis juga gemar memasak, yang mana memberikan banyak masukan terkait rasa dan istilah-istilahnya. Hal ini kemudian bertambah intens saat penulis bekerja paruh waktu di salah satu warung masakan Jepang yang cukup populer di kampung halamannya.

Meski bagi penulis semua makanan terasa nikmat, tapi itu tidak menghindarkan sifat pilih-pilihnya. Bulan pertama kepindahan di Yogyakarta, cukup sulit juga menemukan ramen yang tepat. Memang ramen Jepang yang asli sulit diterima masyarakat Indonesia pada umumnya, yang notabene berkuah 'segar' daripada 'penuh bumbu.' Ya, bangsa kita terbiasa dengan lauk pauk sarat bumbu dan rempah, oleh sebab itu banyak warung maupun restoran Jepang yang memodifikasi bahan dan bumbu dalam menu mereka agar lebih bisa diterima lidah Indonesia. Atau dalam beberapa kasus, menggunakan bahan subtitusi untuk menekan harga juga. Sudah jadi aturan umum  bahwa jika ingin kuliner Jepang yang otentik, maka pergilah ke restoran mahal. Disana, biasanya mereka tetap menggunakan bahan-bahan otentik dan impor negara asalnya untuk menjaga rasa.

Baru-baru ini ada warung Jepang yang buka di daerah Sayidan. Well, sebenarnya bukan tepat di Sayidan, namun setidaknya tidak begitu jauh darisana. Warung sederhana ini bernama Nagoya, dengan aksen khas merah yang khas. Hari itu Yogyakarta terasa dingin karena sedang pancaroba, dan ramen hangat adalah pilihan yang tepat. Baru pertama kali kesana, penulis merasa tidak kecewa sama sekali. Servisnya sangat ramah. Bahkan saat memilih menu, waitress tidak segan untuk menjelaskan menu dan menanyakan selera pelanggan, untuk memilih menu yang tepat. Satu nilai plus sudah penulis berikan untuk ini.

Menu dihidangkan kira-kira 5-10 menit setelah memesan. Tidak menyangka, ramennya ternyata dihidangkan dalam mangkuk putih besar. Datang tidak terlalu panas, ramen ini bisa langsung dinikmati. Untuk mienya cukup standard; tidak begitu kenyal, kurang padat. Mungkin efek memasak yang terlalu lama? Yang spesial tentu ada di kuahnya. Dengan aroma ebi yang khas, kuah ramen Nagoya berhasil mengantarkan rasa otentik Jepang. Ditambah dengan topping udang yang fresh, jamur, serta nori, cita rasa ramen ini begitu menggugah. Tak mau ketinggalan trend anak muda, Nagoya juga memberikan 'level pedas' mulai dari level 1, level 2, dan seterusnya. Untuk tiap levelnya diberikan tambahan biaya 500 rupiah.

Selain ramen, penulis juga sempat mencicipi okonomiyaki khas Nagoya. Ada 3 pilihan topping yang disediakan disini. Sebagai perkenalan, penulis mengambil okonomiyaki klasik; toppingxxx. Sebagai pecinta okonomiyaki, tentu ada banyak pertimbangan dalam mengatakan berapa rating okonomiyaki ini. Tapi yang jelas, seumur-umur penulis menikmati okonomiyaki, belum pernah menemui okonomiyaki se-crispy ini. Luarnya garing, dan dalamnya lembut. Saking garingnya, terdengar suara gurih saat menggigitnya.

Bertolak dari okonomiyaki original, bahan-bahan dasarnya tentu tidak akan dapat menghasilkan crispy sedemikian rupa. Bisa dipastikan ada bahan subtitusi disini, atau takaran tertentu yang unik. Okonomiyaki yang original juga memiliki bahan dasar kubis dan sayur yang banyak. Sayangnya Nagoya tidak sepenuhnya berpatok pada standar ini, dan rasanya seperti "bakwan" bundar besar. Minus ini tertutup oleh saos okonomiyaki dan toppingnya yang otentik dan nikmat. But overall, I'll give this 7.5/10... sementara untuk ramennya 8.6/10

Jika tidak ingin dua menu diatas, di Nagoya masih ada sushi dan takoyaki. Belum mencicip semua, namun terlihat menggiurkan dan akan kembali lagi. Price rate Nagoya antara 15 ribu hingga 30 ribu rupiah. Selamat berburu!

Wednesday, November 16, 2016

Diskonan Roti di Yogyakarta!

Ndak biasa berkeliaran di mall sampai larut kalau tidak bertujuan khusus, namun sekalinya nyoba keliaran, dapat jackpot.

Sering dengar dari ibu-ibu arisan, yang notabene sangat lihai dalam perihal ini, bahwa toko-toko roti di mall kalau malam ada diskon besar-besaran. Ada yang bilang kalau diskonnya terang-terangan di etalase toko tersebut, tapi ada juga yang bilang harus lewat belakang atau sejenisnya. Aku tahun ini berumur 25 dan belum sekalipun menemukan. Tapi malam ini akhirnya dapat juga.


DIMANA DISKON INI BERADA? 

Diskonnya berada di BAKE MART, sebuah toko roti yang jadi satu dengan Hypermart di Hartono Mall, Yogyakarta. Berada dekat eskalator turun menuju parkiran basement, tidak sulit menemukan tokonya. Hypermart ini kerap mengadakan promo bahan makanan di terasnya, terutama di weekend. Hari itu pukul 9 kurang, aku buru-buru mampir Hypermart untuk beli 1-2 keperluan mendesak. Saat keluar dan menoleh ke toko rotinya (yang mana sering kulakukan), di rak terdapat tag merah bertuliskan DISCOUNT 50%. Meski tidak semua roti mendapatkan tag, namun kesempatan ini cukup membahagiakan. Roti yang normalnya berharga 8000an per biji, menjadi 4000an saja.


BIASANYA KUALITAS ROTI SUDAH TURUN SAAT DI DISKON? 

Tidak sama sekali. Aku mencicipi 3 jenis roti, dan ketiganya masih terasa enak. 3 roti ini adalah roti selai, roti selai-keju, dan roti sosis. Selainya masih terasa segar dan harum. Kejunya juga masih terasa gurih. Untuk roti sosisnya bahkan tidak mengalami banyak perubahan; mayonaise, saus, dan sosisnya masih enak. Tidak ada penurunan rasa atau berubah bau. Yang spesial, adonan rotinya juga masih empuk dan nikmat. Tidak berubah bentuk karena sudah diberi topping-topping basah sekalipun. Sangat worth!


DISKON DIMULAI DARI JAM BERAPA HINGGA JAM BERAPA? 

Untuk ini saya masih belum jelas. Tapi Hartono Mall kerap tutup jam 21.30, jadi coba datang pukul 9 malam kurang seperti saya, untuk pastinya.


VARIAN ROTI YANG DISKON APA SAJA?

Roti yang didiskon adalah roti yang bertag merah DISC50%, tertempel di tiap-tiap wadah roti. Tidak semua roti dan cake mendapatkan diskon. Jenisnya antara lain roti semir, roti tawar, roti manis (topping selai, gula, krim), dan roti asin (dengan topping sosis, abon)


ADAKAH DISKON LAGI SELAIN ROTI?

Yap! Jika masuk ke dalam Hypermart Hartono Mall, mampirlah ke area sayur dan buah. Disana terdapat SALAD BUAH dan RUJAK BUAH bahkan terkadang ada PISANG COKLAT yang satu porsinya seharga 10.000 rupiah/cup. Jika sudah pukul 8 atau 9 malam, mulai ada diskon 20% untuk semua item tersebut. Rasa masih sama seperti saat pagi, jangan khawatir.

Ambil cup yang sudah disediakan, lalu isi sendiri dengan rujak buah/salad/pisang cokelat hingga cup penuh. Segera bawa ke bagian pojok belakang (tempat penimbangan) untuk disegel dan diberi tag harga. Mereka juga menyediakan sendok sekali pakai disana.



Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda sekalian. Dengan membeli barang-barang diskon ini, anda membantu toko untuk tidak membuang-buang makanan ;)

Saturday, November 12, 2016

FB Commet Plugin: Hampir, tapi Gagal!

Lucu sekali mencoba sejam dua jam mengotak-atik blog agar mendapatkan facebook comment plugin lol. Dengan tujuan, mendapatkan banyak masukan lagi. Zaman sekarang, siapa sih yang nggak pakai Facebook? Dengan menautkan blog ke Facebook, tentu teman-teman yang tidak punya akun Blogger atau G+ (atau memang sekedar malas) akan lebih proaktif. Menautkan komentar semudah update status, yang banyak dari kita lakukan secara daily, yea.

BUT WELL.... saya hampir berhasil, but pada akhirnya gagal juga akakakak. Mungkin saya yang kurang sabar atau memang html code saya agak gak keruan. Padahal mengingat dulu, zaman SMP saya sangat freak utak-atik html code simpel. Sekarang semua menguap begitu saja.

LOOK AT IT! Pojok kiri atas! Pluginnya melayang di tempat yang salah. Lmao. Sepertinya cukup untuk petualangan kali ini. Besok-besok mencoba lagi lol.


Wednesday, November 9, 2016

New World Order: Saya Setuju

Aku sedikit banyak mendukung rencana kerja New World Order. Ya, perkumpulan yang kalian benci dan sudut-sudutkan sebagai penjahat dunia. But sshh, setiap perkataan punya alasan. Dan aku punya alasanku tersendiri. Aku bukan fans mereka, atau murni mendukung kebenaran yang dijungjung oleh mereka. But hey, mari kita berdiskusi dari hati ke hati, melihat sesuatu tidak dari satu perspektif.

Pernah mengecek news feed medsos, atau ikut grup jual beli online, kemudian segera ilfeel saat melihat seseorang memposting atau merespon sesuatu dengan liar, yang amat out of topic? Tentu sering. Sebagai contoh, seseorang berjualan baju dalam wanita, namun kolom komentar penuh berisi pria-pria dengan kalimat-kalimat iseng dan bodoh. Atau artikel yang membahas tentang prestasi seorag pemimpin dari ras minoritas, namun dipenuhi komentar SARA dan membawa pasal serta ayat-ayat kitab suci tertentu yang sebenarnya ndak ada hubungannya sama sekali? It’s all trashy. You may say, stupidity.

Tidak ada yang bisa disalahkan dari hal ini. Setiap orang merdeka untuk mengutarakan isi kepalanya. Atau memang sesungguhnya tidak ada isinya, hanya angin semata berputar disana, membusuk dan keluar sebagai angin bau. Terlalu sok jika sepenuhnya menyalahkan pola pendidikan formal. Sepintar-pintarnya anak di sekolah. Jikalau saat pulang kerumah dia menyaksikan ibunya membuang sampah di sungai atau ayahnya melempar sperma sembarangan, tetap saja anak ini akan menjadi gumpalan kerusuhan

Kumuh. Rusuh. Ndak bisa berpikir positif. Bumi sudah semakin menua, manusia semakin manja. Seleksi alam tidak lagi berjalan aktif. Yang bekerja keras bisa dikalahkan oleh yang malas hanya karena tumpukan uang. Yang jujur ditebas oleh manipulasi, membuat kejujuran menjadi tabiat langka. Hilang sudah ingatan kita semua akan buku-buku PMP, PPKn, Budi Pekerti. Formalitas hanya formalitas. Guru tetap menjadi pahlawan tak terlihat jasa.

Saat kita tengah hura-hura melempar kata-kata kotor dan bertengkar bersama, para petinggi, filsafat, dan ilmuwan melihat kita dengan tertawa. Mengapa menyia-nyiakan energi dan kemahabesaran otak untuk hal seperti itu. Kita tidak ubahnya kotoran yang bandel, berlarian di kaca mobil. Mengganggu pandangan, membawa pada kecelakaan. Selalu seperti itu. Apa yang bisa membawa kita pada keseimbangan? Sekali lagi, seleksi alam.
.
.
.
Aku malas melanjutkan karena pasti akan timbul salah paham. Entah mengapa, selalu banyak yang tidak menangkap penjelasanku dengan baik, dan mengatai aku radikal, blebleble. Darisitu sendiri aku sudah mengambil teori seleksi alam. Aku bisa berteman baik dan intens hanya dengan orang-orang yang bisa memahami essaiku, atau bahkan mencerna dan memantulkannya dengan baik. New World Order bekerja dengan cara yang sama. Degenerasi otak, bermain kode acak, manipulasi, semua itu untuk melakukan seleksi. Tidak ada gunanya sampah berserakan di jalan. Kita semua sampah. Kita harus segera bergegas ke liang kubur dengan sadar.

Bagaimana agar diri tidak menjadi sampah? Belajar dengan giat, menjadi lunatic, memuja rasionalism? No. Jadilah pribadi yang berguna untuk orang lain secara positif. Hormati tanaman, sayangi hewan, jaga lingkungan. Jangan enggan untuk menghardik orang yang membuang sampah sembarangan, menerobos lalu lintas, atau tidak mau antri. Aku pernah membuat seorang anak kecil menangis karena aku menyuruhnya antri. Tidak ada penyesalan. Seperti yang kita tahu, bangsa kita bangsa yang bebal dan sulit dinasehati. 

Merengek dan meminta sudah biasa, kita lupa kalau punya harga diri. Jadi, coba lihat dirimu, apa kabar harga diri dan justice? Kalau mau merubah nasib dan dunia, rubahlah diri kita sendiri terlebih dahulu. 

Monday, October 24, 2016

The Warm Emina: Jatuh Cinta pada Pulasan Pertama

Baru kenal dengan Emina saat baru pindah ke Jogja. Lebih tepatnya juga mungkin baru dua atau tiga bulan saya tahu Emina. Ini gara-gara main ke salah satu mall di daerah utara Jogja. Cukup berjarak karena saya tinggal di selatan Jogja dan nekat hura-hura kesana. Seperti biasa, saya malu-malu untuk menghampiri tenant yang berbentuk stall mini berwarna pastel
Counter Hartono Mall Jogja
tersebut. Stall apapun, terutama make up, seakan-akan membuat saya yang biasanya reckless ini menjadi ciut.

Akhirnya baru berani menghampiri saat dua teman dari kota sebelah datang dan minta ditemani ke stand emina. Kalau ramai-ramai begini tentu bisa lebih nyaman, dan ternyata spg emina (disebut Emina Girls) di tenant Hartono ini sangat ramah. Tidak seperti spg make up yang biasanya terkesan judgmental (sorry lol), Emina Girls cabang Hartono Mall sangat hangat. Dia juga memberikan saran dengan humble, seakan seperti kakak sendiri. Akhirnya para pelanggan menjadi lebih nyaman saat mencoba dan bertanya-tanya produk. Saya yang biasanya sangat berhati-hati dalam testing make up, disana menjadi luwes lepas, karena Emina Girls justru menyuruh saya untuk mencoba produknya langsung. Seperti eyeshadow ya silahkan dicoba di mata langsung, lipstiknya langsung di bibir, dan sebagainya. Mereka tidak memaksa dan sentimen, itu membuat saya dan teman-teman semakin membuka diri dan akhirnya mengenal baik produk-produk Emina.

Emina menarget para gadis muda untuk produknya. Dimana gadis-gadis ini masih awam dengan makeup, atau belum berani mengenakan makeup secara bold. Lepaskan Kylie Jenner, dia bukan patokan untuk bermakeup segar ala gadis muda. Be fresh and sweet, mungkin itu yang Emina gaungkan. Jadi tidak heran bedaknya sangat ringan, warna lipstik dan eyeshadownya juga pastel lembut. Cocok untuk digunakan sehari-hari seperti kuliah, kantor, atau hangout. Saya pribadi sangat klop dengan prinsip ini dan menjadikan lipstiknya senjata utama hampir setiap hari. Emina Girls juga lah yang memberi saya saran tentang warna lipstik yang cocok, sehingga wajah tampak segar bahkan tanpa

bedak sekalipun!

Untuk menunjang target pasarnya, Emina mematok harga yang sangat friendly. Sebagai contoh, salah satu produk lipstiknya yang saya gunakan sehari-hari, seri Creme de la Creme, hanya berkisar 30ribuan. Lipstik ini memiliki warna yang pekat, sekali pulas saja sudah dapat menutup dengan sempurna. Moisturizernya juga tinggi sehingga tidak membuat bibir kering
pada saat maupun sesudah pemakaian. Creamy namun tidak glosssy, seri Creme de la Creme ini cocok untuk daily use, bahkan kuliah sekalipun. Pada saat saya buru-buru dan tidak punya banyak waktu untuk memulas wajah, lipstik ini menjadi andalan. Dengan cermin kecil ditutupnya, rasanya bisa memulas dimanapun dan kapanpun ♡

Produk kedua yang saya miliki dari Emina adalah eyeliner crayon. EYEDO! merupakan eyeliner crayon dari Emina dengan tekstur yang pekat, pigmented, dan awet. Pengaplikasiannya juga terasa lembut dan nyaman di mata, cocok untuk anda yang sensitif atau memang belum terbiasa (dan belum pernah) menggunakan eyeliner pensil/crayon. Sebagai gadis aktif, eyeliner seperti ini sangat dibutuhkan. Keringat dan kondisi cuaca yang ekstrim (panas berlebih, hujan) tidak banyak merubah pulasannya di mata saya. Spesialnya, jika salah pulas atau ingin smudging, EYEDO! memiliki 'spons' di sisi lain pennya, berbentuk seperti ujung pensil yang tumpul dan lembut. Cukup pulas di bagian yang diinginkan, sama seperti penghapus karet dan pensil di kertas. Tekan agak tegas jika ingin menghapus, atau baur pelan-pelan jika ingin smudge. Dengan cara ini, EYEDO! bisa bertindak sebagai eyeshadow ♡

Mungkin karena masih tergolong baru, Emina memberikan bonus dengan syarat jumlah pembelian tertentu. Entah ini juga berlaku di tenant lain atau tidak, kemarin saya dapat sampel produk suncreen-nya. Mungkin ini hidayah juga, karena saya tidak pernah pakai sunscreen. Pakaipun hanya saat renang saja, dan itupun kalau tidak lupa bawa *lol* Formula sunscreennya cukup ringan dan meresap dengan baik. Seperti produk sunscreen pada umumnya, gunakan sebelum keluar dan tunggu sekurangnya 15 menit, agar produk meresap dengan baik. Sempat skeptik, namun ternyata formulanya yang ringan tidak membuat saya badmood, berbeda dengan sunscreen merk lain yang pernah saya gunakan. Dengan wajah berminyak saya yang bandel, sunscreen ini amat friendly dan tidak merusak riasan. Sepertinya produk ini akan menjadi andalan saya untuk jangka panjang.

Aplikasi lipstik & eyeliner crayon Emina
Jika masih terasa asing dan belum sepenuhnya percaya dengan Emina, mungkin harus segera ditepis. Hari itu di sebuah drugstore, saya sedang melihat-lihat makeup. Saya punya kebiasaan melihat label belakang makeup; bahan-bahan, tanggal kadaluarsa, instruksi tertentu, bahkan produsen. Darisitu saya terkejut juga kalau ternyata Emina, Wardah, dan Make Over adalah saudara. Well, ini cukup menjelaskan kenapa saat mencoba bedak Emina, saya seakan familiar dengan produk lain. Tidak perlu ditanya juga reputasi dan kualitas dua saudara Emina ini. Tentu Emina memiliki kapabilitas yang tidak jauh berbeda, in positive ways.

So girls, tunggu apalagi. Go get your sweet looking enhanced by Emina ;)