Pages

Thursday, November 4, 2010

Kolase dan Montase

Kuliah di seni, tugasnya selalu berseni. Yah, memang kita dituntut untuk berkreasi dan berinovasi dalam setiap langkah. Pelajaran yang jadi momok mahasiswa senirupa di Univ Negeri Malang adalah nirmana!

Memang masih awam, nirmana 2 dimensi. Tugas-tugasnya juga masih sekedar berhubungan dengan warna, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Nah, pada pertemuan 2 minggu yang lalu, dibahas mengenai kolase dan montase.

karya montase saya
Kalau di bangku sekolah dasar, kolase montase itu sekedar ada gambar hitam-putih lalu ditempeli kertas kecil-kecil atau biji-bijian. Tahap lanjutnya, kita disuruh mengkliping gambar-gambar di majalah/koran, lalu menyatukannya. Menyatukan? ya, gambar-gambar yang semula hanya berdiri sendiri-sendiri itu harus disatukan, membentuk kesatuan yang indah dan "manthap" (begitu kata khas dosen kami, bapak Andi Harisman)

Dalam membuat kolase-montase, dibutuhkan prinsip-prinsip sebagai berikut;

- KOMPOSISI YANG JENUH -
Artinya, komposisi kita ahrus penuh, mengisi seluruh kertas. Jangan biarkan ada ruang kosong alias putih disana. Kalau gampangnya, diblok lah. Masih ingat kan guru TK kita selalu mewanti-wanti bahwa gambar yang kita warnai harus di blok blok blok... langit dipenuhi biru, gunung dipenuhi biru kehitaman, dan sebagainya. Jenuh disini bermakna positif; penuh dan berisi sehingga tidak banyak kekosongan.

- MENGETAHUI DAYA TARIK KARYA -
Sebenarnya ini berlaku pada seluruh karya secara umum, tidak hanya kolase-montase saja. Prinsip-prinsip itu antara lain;

> teknik yang unggul
> penggarapan yang serius (craftmanship)
> teknik mengimitasi yang unggul
> menampilkan misteri (tanda tanya) karya seni
> memiliki nilai ganggu (sesuatu yang menggelitik)

Penjelasannya sebagai berikut;
teknik mengimitasi? ya, teknik meniru dengan baik. Jikalau contoh kita melukis pemandangan pasar, kiranya pandai-pandailah menggambarkan petak-petaknya, detail sayurnya, maupun orang yang berlalu-lalang disana. Tidak mungkin lah, gambar terong jadi terlihat seperti timun di lukisan. Nilainya hilang lah. Haha

Karya kolase saya
misteri karya seni? bukan berarti kita harus menggambar kuntilanak atau kuburan dalam setiap lukisan. Munculkan sebuah kreasi seni yang unik, yang membuat orang yang melihatnya merasa terpancing untuk mendekat dan melihat dengan detail. Contohnya dalam sebuah montase teman saya, dia menciptakan siluet manusia sedang bernyanyi dengan menggabung-gabungkan potongan kaki, sepatu, lemari, bambu, dan sebagainya. Ini membuat orang mendekat dan memperhatikan detailnya dengan baik, sambil lalu terkagum-kagum dengan kreasi unik itu.

nilai ganggu? ah, ini dia yang mengasyikkan. langsung saja saya beri contoh. Ada sebuah kolase lagi, pekerjaan dari teman sekelas saya. Dia memotong kepala bayi. Lalu badan bayi itu merupakan potongan kepala dari ibunya! Padahal kolasenya bertajuk "sayang anak" namun hal-hal yang digunakannya terlalu menggelitik, jenaka dan memiliki nilai ganggu yang besar. yah, memang terkadang keunikan yang menyimpang justru akan membekas dalam ingatan kita, bukan? Hahaha....

    

2 comments: